March 14, 2013

Sendratari Wayang Orang Jawa

Sebagai seorang Jawa tulen (ayah saya orang Jogja, ibu saya orang Solo) saya cinta sekali pada kebudayaan Jawa.
Tarian Jawa, cerita - cerita dari Jawa, makanan Jawa (sebetulnya saya suka makan apa aja, tapi entah kenapa masakan Jawa selalu mengingatkan saya akan rumah) sampai urban legend asal Jawa pun saya selalu antusias mendengar kisahnya.
Bukan berarti saya ngga cinta pada kebudayaan yang lain, tapi di dalam darah saya mengalir kata - kata "Jawa" dan membuat saya selalu merindukan apapun yang beraroma Jawa.

Saya lahir dari keluarga seniman Jawa.
Keluarga besar ibu saya dulu adalah penari istana pada saat kepemimpinan Presiden Soekarno.
Sedangkan keluarga besar ayah saya adalah penyanyi dan pelukis. Eyang saya dari pihak ayah sangat pintar dalam menciptakan lagu, beliau hapal seluruh tangga nada dan not balok hanya dengan menggumamkan senandung lagunya.

Tapi saya justru heran, kenapa saya kurang bisa nari Jawa ??
Kenapa suara saya sangat bagus hanya pada saat bernyanyi di kamar mandi ?? Hahahahhaha...
Dulu waktu sd, saya pernah belajar nari Jawa.
Pertama, jadi rusa. Saya lupa nama tariannya.
Gerakannya lincah, seperti anak rusa, berlari kesana kemari mengitari panggung.
Lalu jadi anaknya ratu.
Kalo yang ini hampir tidak ada gerakan sama sekali walaupun masih menari...karena gerakannya sangat pelan dan lembut, saking lembut dan pelannya, saya hampir tertidur saat itu.

Beranjak besar, saya ngga begitu mendalami tarian Jawa lagi.
Mungkin karena saya belum kuat hati.
Seorang penari Jawa, menurut saya, haruslah mampu mememendam seluruh perasaannya dalam - dalam, tapi harus bisa mengalirkan perasaan yang terpendam itu ke dalam gerakan tari di kepala, tangan, badan serta kaki mereka.
Beda dengan penari Bali yang amat lincah, menghentak, meluap - luap emosinya. Sangat energik.
Seorang penari Jawa memendam betul emosi mereka tapi harus bisa terlihat oleh penontonnya pada saat mereka menarikan lakonnya.
Itu yang susah buat saya.
Pada saat remaja, saya adalah tipe remaja yang pecicilan.
Rame, suka ketawa ngakak - ngakak, dan meluap - luap.
Kalo saya harus memendam emosi dan perasaan saya pada saat menari, saya ngga sanggup. Bukannya memberikan tontonan yang cantik, nanti saya malah dikira lagi dagelan. Hahahahhaha..
Tapi saya dulu juga belajar nari Bali dan Yapong. Dan modern dance.
Yep..:)

Dan satu hal yang sekali lagi membuat saya jatuh cinta terhadap tanah leluhur saya adalah Sendratari Wayang Orang.

Saya suka sekali nonton Wayang Orang.
Entah itu baju - bajunya, dandanan mereka, sampai pada gerakan lembut pada saat mereka menari sebagai putri atau pangeran, atau juga gerakan yang penuh dinamis pada saat mereka menari sebagai ksatria atau bhuto (raksasa).

Salah satu kelompok wayang orang yang paling saya kagumi adalah kelompok Wayang Orang Bharata.
Karena dulu ibu saya, bude saya, sampai adik saya pernah tergabung di dalamnya..oh dan ini menjadi PR saya untuk membongkar tumpukan foto - foto saat mereka pentas..nanti saya update lagi fotonya yaa..:)

Dulu hampir setiap minggu saya dan ayah saya mengantar, dan menjemput ibu atau adik saya latihan nari di WO Bharata.
Wajah - wajah cantik dan tampan yang sering saya lihat di tv, pada saat di luar panggung menjadi wajah - wajah seperti orang kebanyakan saja yang bisa saya temui di sepanjang jalan.
Tapi begitu mereka mulai menari...kayak ada ruh yang datang dan mengambil alih tubuh mereka dan mereka pun berubah menjadi sang Gatotkaca, sang Arjuna, sang Shinta, sang Rama.
Sungguh mereka sangat cantik dan tampan walau hanya berbalut kaos partai dan celana yoga !

Dan tempat favorite saya sewaktu mereka pentas adalah backstage.
Di backstage, saya bisa melihat mereka bertransformasi menjadi lakon yang mereka bawakan.
Saya bisa bertemu Gatotkaca, bisa bertemu Bhuto Ijo, bisa bertemu Arjuna. Bisa ketemu Srikandi.
Duuhh..rasanya pengen balik jadi anak kecil...






Nonton wayang orang buat saya adalah jadi salah satu hiburan yang penting, karena saya udah mulai bosan dengan segala sesuatu yang berbau K-Pop atau J-Pop atau Hip Hop...hahahahaha....
Dan juga berfungsi untuk menetapkan kaki saya supaya tetap menginjak tanah pada tanah leluhur saya, JAWA.










Jawa akan selalu mengalir di dalam darah saya dan darah anak cucu saya.
Semoga kelak mereka juga akan dengan bangganya mengatakan bahwa...

"Saya bangga jadi orang JAWA, namun terlebih bangga lagi jadi orang INDONESIA !"

Wayang Orang Bharata :
Jl. Kalilio no 15, Senen, Jakarta Pusat
Jakarta, Indonesia

Foto - foto diambil dari sini.

3 comments:

  1. Wow sepertinya saya harus mencoba menonton wayang orang >.<
    Btw, saya gak begitu suka makanan Jawa, rasanya manis :p Gak sesuai di lidah saya :p Tapi itulah indahnya Indonesia ya ^^

    ReplyDelete
  2. Hai mb chessie, ibu saya jg dari solo ^_^, dan saya selalu merindukan melihat wayang orang di sriwedari, sayang belum ada kesempatan :(

    ReplyDelete
  3. mbg chessie, izin share gambarnya yy??

    ReplyDelete